Notification

×

Iklan

Iklan

Ranu Kumbolo Terisolir: 178 Orang Terjebak Pasca Erupsi Semeru

2025-11-19 | 23:49 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T16:49:56Z
Ruang Iklan

Ranu Kumbolo Terisolir: 178 Orang Terjebak Pasca Erupsi Semeru

Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang mengalami erupsi pada Rabu (19/11) sore, memuntahkan awan panas guguran sejauh 14 kilometer dan materialnya melampaui jembatan Gladak Perak. Imbas dari peningkatan aktivitas vulkanik ini, sebanyak 178 orang dilaporkan masih tertahan di Ranu Kumbolo, area peristirahatan di jalur pendakian Gunung Semeru.

Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Septi Eka Wardhani, 178 orang yang tertahan tersebut terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST), 15 porter, dan 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata. Kondisi mereka dilaporkan relatif aman.

Evakuasi pada malam hari tidak direkomendasikan oleh tim di lapangan. Hal ini mengingat risiko yang tinggi akibat kondisi gelap, jalur yang licin setelah hujan, dan potensi longsor di beberapa lokasi. Pihak BB TNBTS telah meminta mereka yang berada di Ranu Kumbolo untuk tetap di lokasi, namun selalu dalam posisi siap jika sewaktu-waktu ada instruksi untuk segera turun.

Pranata Humas BB TNBTS, Endrip Wahyutama, menjelaskan bahwa Ranu Kumbolo relatif aman dari dampak erupsi karena awan panas terpantau bergerak ke arah tenggara-selatan, sementara posisi Ranu Kumbolo berada di utara. Rencananya, seluruh pengunjung di Ranu Kumbolo akan memulai perjalanan kembali menuju Ranupani pada Kamis (20/11) pukul 08.00 WIB, dikawal oleh petugas.

Status Gunung Semeru telah dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga), dan kemudian ke Level IV (Awas) pada 19 November 2025 pukul 17.00 WIB. Akibatnya, kegiatan pendakian Gunung Semeru (termasuk Ranu Kumbolo) dinyatakan ditutup total hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pemerintah Kabupaten Lumajang juga telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari, terhitung mulai 19 November hingga 26 November 2025, sebagai respons terhadap erupsi ini. Erupsi terekam seismograf Pos Pengamatan Gunung Semeru dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 16 menit 40 detik, meluncurkan awan panas guguran sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan. Beberapa desa seperti Supiturang, Oro-Oro Ombo, dan Penanggal di Kabupaten Lumajang turut terdampak, menyebabkan sejumlah warga mengungsi ke balai desa dan SD terdekat.