Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Pascagempa 4,8M Tarakan: BPBD Sisir Kerusakan

2025-11-23 | 06:47 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-23T02:00:05Z
Ruang Iklan

Pascagempa 4,8M Tarakan: BPBD Sisir Kerusakan, W

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan masih terus mendata kerusakan pascagempa bumi bermagnitudo 4,8 yang mengguncang wilayah tersebut pada Rabu, 5 November 2025, pukul 17.37 WIB atau 18.37 WITA. Gempa dangkal yang bersumber dari aktivitas Sesar Tarakan ini berpusat di laut, sekitar 24 kilometer tenggara Kota Tarakan, pada koordinat 3.33 Lintang Utara dan 117.82 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer, namun dipastikan tidak berpotensi tsunami oleh BMKG.

Guncangan gempa dirasakan cukup kuat selama kurang lebih lima detik di Kota Tarakan, khususnya di Kecamatan Tarakan Barat, Kelurahan Karang Rejo, dan Kelurahan Mamburungan, dengan intensitas IV-V MMI. Getaran tersebut menyebabkan kepanikan, di mana sebagian masyarakat di pusat perbelanjaan berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Selain Tarakan, guncangan juga terasa di Pulau Bunyu (IV MMI), Tanjung Selor, Berau, Nunukan (III-IV MMI), hingga Malinau (III MMI).

Data sementara yang dihimpun BPBD Kota Tarakan per 6 November 2025 pukul 11.00 WITA menunjukkan total 17 lokasi terdampak gempa. Rincian kerusakan mencakup dua unit rumah rusak berat, enam unit rumah rusak sedang, dan sembilan unit rumah rusak ringan. Sebelumnya, laporan awal menyebutkan dua rumah rusak berat dan dua rumah rusak sedang.

Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga mengalami dampak. Dua rumah sakit, termasuk RS Yusuf SK, dilaporkan terdampak serius hingga membuat pasien harus dievakuasi ke luar gedung untuk menghindari potensi bahaya gempa susulan. Bandara Juwata Tarakan dan tiga pusat perbelanjaan juga turut terdampak akibat guncangan tersebut. Kecamatan Tarakan Timur menjadi wilayah yang paling banyak terdampak gempa. Kerusakan berat tercatat pada rumah milik Hartono di Kelurahan Mamburungan RT 07, di mana dapur rumahnya roboh dan menyebabkan anaknya mengalami luka di kepala. Di Gunung Lingkas RT 15, Syamsiah juga mengalami luka di kaki akibat tertimpa reruntuhan dinding dapur.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Kota Tarakan telah melakukan monitoring pascagempa dan berkoordinasi dengan BMKG Kota Tarakan, BPBD Provinsi Kalimantan Utara, serta instansi terkait lainnya untuk mempercepat proses pendataan dan penilaian kerusakan.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak dan memastikan tempat tinggal aman sebelum kembali ke dalam rumah. Selain itu, masyarakat didorong untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan BNPB terkait perkembangan situasi.

Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep, juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan. Ia menjelaskan bahwa saat guncangan terjadi, warga perlu melindungi kepala dan berlindung di bawah meja atau di dekat dinding yang kokoh. Masyarakat tidak dianjurkan untuk berlari ketika guncangan masih berlangsung, melainkan menunggu hingga guncangan berhenti sebelum melakukan evakuasi. Bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir, diimbau untuk lebih peka terhadap tanda-tanda potensi tsunami, seperti air laut yang tiba-tiba surut dan munculnya aroma amis yang tidak biasa, serta segera menjauh ke tempat yang lebih tinggi jika tanda-tanda tersebut muncul. Peningkatan kesadaran dan keaktifan dalam mencari informasi mitigasi bencana dari sumber-sumber yang valid sangat ditekankan.