Notification

×

Iklan

Iklan

Misteri Pembacokan Kanit Provos Usai Salat Tahajud

2025-11-20 | 07:20 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T00:20:47Z
Ruang Iklan

Misteri Pembacokan Kanit Provos Usai Salat Tahajud

Seorang anggota kepolisian di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Aiptu Syamsuddin (48), yang menjabat sebagai Kepala Unit Provos Polsek Ujung Bulu, Polres Bulukumba, terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah menjadi korban penganiayaan oleh seorang pria misterius pada Selasa dini hari, 18 November 2025. Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 02.45 Wita, sesaat setelah Aiptu Syamsuddin selesai melaksanakan salat tahajud di kediamannya.

Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, mengonfirmasi insiden tersebut. Menurut keterangannya, kejadian bermula ketika Aiptu Syamsuddin merasa curiga melihat sebuah sepeda motor tak dikenal terparkir di samping rumahnya setelah salat. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti pemilik sepeda motor tersebut sekitar 100 meter dari rumahnya.

Saat menyadari dirinya diikuti, pelaku tiba-tiba mengeluarkan sebilah senjata tajam jenis badik dan langsung menyerang Aiptu Syamsuddin. Perkelahian pun tak terhindarkan, di mana korban berusaha melawan dengan tangan kosong. Akibat serangan mendadak itu, Aiptu Syamsuddin mengalami sejumlah luka sabetan senjata tajam yang cukup parah di beberapa bagian tubuhnya, termasuk paha kanan, punggung tangan kanan, siku kanan, tangan kiri, lutut kiri, dan betis kiri.

Meskipun mengalami luka serius, kondisi Aiptu Syamsuddin dilaporkan mulai stabil. Ia sempat dirawat di RSUD Bulukumba dan rencananya akan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan penanganan medis lebih intensif. Setelah melakukan aksinya, pelaku berhasil melarikan diri ke area gelap dan kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

Satreskrim Polres Bulukumba bersama Unit Reskrim (URC) Polsek Ujung Bulu telah membentuk tim gabungan untuk menyelidiki kasus ini. Mereka tengah mengumpulkan keterangan saksi, memeriksa lokasi kejadian, dan menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengidentifikasi serta menangkap pelaku. Kasus penyerangan terhadap aparat kepolisian ini menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan internal anggota Polri, terutama mereka yang bertugas sebagai pengawas kedisiplinan dan etika.