:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417613/original/011890400_1763540066-jembatan_ambruk.jpg)
Jembatan penghubung antara Desa Perigi dan Puncak Jeringo di Kecamatan Suele, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), ambruk pada Rabu, 19 November 2025, setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat. Jembatan yang dikenal sebagai Jembatan Aik Bete ini tidak mampu menahan derasnya arus banjir yang meningkat drastis.
Kepala Dusun Aik Bete, Maisir, menjelaskan bahwa kerusakan pada jembatan sebenarnya sudah lama terjadi dan kondisinya semakin miring dalam beberapa waktu terakhir. Warga telah berulang kali melaporkan kerusakan ini kepada pemerintah desa agar diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi, namun laporan-laporan tersebut tidak kunjung ditindaklanjuti untuk perbaikan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ambruknya jembatan tersebut, karena kondisi jalan sedang sepi dan tidak ada warga yang melintas saat kejadian. Namun, putusnya jembatan ini secara signifikan mengganggu mobilitas masyarakat dan akses transportasi antarwilayah, mengingat jembatan tersebut merupakan jalur vital bagi aktivitas sehari-hari warga.
Menanggapi insiden ini, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, H. Rifaan, membenarkan pihaknya telah menerima laporan mengenai jembatan yang ambruk tersebut. BPBD segera menerjunkan tim untuk melakukan pendataan dan penilaian tingkat kerusakan di lokasi. Menurut Rifaan, langkah asesmen ini diperlukan sebelum pemerintah mengusulkan proses perbaikan jembatan. Peristiwa ambruknya jembatan ini juga terjadi di tengah peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi banjir rob di wilayah NTB pada 19 hingga 26 November 2025, yang dipicu oleh fase bulan baru.