:strip_icc()/kly-media-production/medias/5407376/original/053105700_1762703204-Investasi_Bontang__1_.jpeg)
Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat lonjakan signifikan dalam penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) hingga Oktober 2025, mencapai 2.489 NIB. Capaian ini menjadi indikator kuat bahwa iklim usaha di Kota Bontang menunjukkan tren positif, sekaligus menandakan semakin bergeliatnya ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut.
Kepala DPMPTSP Bontang, Muhammad Aspiannur, menegaskan bahwa penerbitan ribuan NIB ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, transparan, dan berdaya saing. Proses penerbitan NIB dilakukan melalui sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko, yang memberikan kemudahan layanan perizinan bagi para pelaku usaha.
Data dari Dashboard OSS-RBA Kota Bontang menunjukkan total 7.210 proyek usaha aktif, di mana mayoritas atau 66,4 persen berada pada sektor risiko rendah dan 12,7 persen pada risiko menengah rendah. Komposisi ini dinilai memberikan kenyamanan bagi investor karena minim risiko finansial dan operasional. Sektor-sektor yang paling banyak menyumbang perizinan didominasi oleh perdagangan eceran, usaha kuliner, serta jasa pendidikan nonformal. Ketiga bidang ini memiliki perputaran ekonomi yang cepat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Selain NIB, DPMPTSP Bontang juga mencatat penerbitan 559 izin lainnya hingga Oktober 2025 melalui aplikasi Perizinan Digital. Dokumen tersebut mencakup 54 izin praktik dokter, 69 izin praktik perawat, 103 persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), dan 167 izin reklame, yang memotret geliat ekonomi merata dari layanan kesehatan hingga promosi bisnis.
Pemerintah Kota Bontang secara aktif berupaya mendiversifikasi ekonomi agar tidak lagi hanya bergantung pada sektor industri berat. Hal ini diwujudkan melalui dorongan kuat terhadap ekonomi kreatif, pariwisata, dan industri jasa. Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan untuk mendukung tujuan ini, termasuk pembukaan Kredit Bontang Kreatif tanpa bunga untuk memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro.
Selain itu, Festival Bontang Inovatif dan Kreatif (Bonafes) rutin digelar sebagai ajang promosi potensi lokal dan pendorong UMKM naik kelas. Pemerintah juga mengadakan pelatihan bagi warga, seperti mengolah limbah kerang menjadi produk bernilai jual, yang merupakan bagian dari penerapan ekonomi sirkular. Seminar kewirausahaan juga diselenggarakan untuk memperkuat kemandirian ekonomi pemuda, mendorong mereka menjadi pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja.
Kepemilikan NIB sangat penting bagi pelaku UMKM karena berfungsi sebagai identitas legal usaha yang membuka akses terhadap berbagai fasilitas dan program pemerintah, seperti pelatihan, bantuan dana, hingga pembiayaan. Meskipun kesadaran akan pentingnya NIB masih perlu ditingkatkan, DPMPTSP Bontang terus melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk mempermudah proses pengurusan NIB yang kini bisa dilakukan secara daring melalui sistem OSS. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan UMKM di Bontang semakin siap bersaing dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.