:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417306/original/092031800_1763528415-Gempa_di_Kabupaten_Bandung.jpeg)
Rentetan gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sejak Rabu malam (19/11/2025) hingga Kamis dini hari (20/11/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat total sembilan kejadian gempa dalam periode tersebut, dengan tiga gempa utama dirasakan oleh masyarakat.
Menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, gempa-gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah setempat. Hartanto juga menambahkan bahwa rangkaian gempa ini merupakan susulan dari gempa berkekuatan magnitudo 3,1 yang terjadi pada Rabu (19/11/2025) pukul 22.54 WIB. Episenter gempa ini berada di darat, sekitar 22 kilometer tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 5 kilometer.
Gempa utama yang tercatat terjadi pada Kamis (20/11/2025) pukul 00.26 WIB dengan magnitudo 3,2. Episenter gempa ini berlokasi pada koordinat 7,22 Lintang Selatan dan 107,61 Bujur Timur, sekitar 23 kilometer tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 10 kilometer. Magnitudo terbesar dalam rentetan ini mencapai 3,4 pada pukul 00.31 WIB, sementara yang terkecil bermagnitudo 1,0 pada pukul 00.50 WIB.
Dampak getaran gempa dirasakan bervariasi di beberapa wilayah. Di Pangalengan, guncangan dirasakan dengan intensitas III–IV MMI, yang berarti getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan-akan ada truk besar melintas. Sementara itu, di Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih, guncangan dirasakan pada skala II–III MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, dan terasa nyata di dalam rumah seolah ada truk berlalu. Beberapa warga di Cimahi juga mengaku merasakan getaran hingga enam kali.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa daerah yang terdampak guncangan gempa merupakan zona deformasi, dengan karakteristik sesar yang tidak hanya satu atau dua garis, melainkan banyak segmen sesar yang pendek-pendek. Meskipun intensitas guncangan dirasakan cukup kuat, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat rentetan gempa bumi ini.
Menyikapi fenomena ini, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta untuk selalu memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi dan terverifikasi. Selain itu, BMKG juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan bencana, termasuk memastikan bangunan tahan gempa, menyiapkan tas siaga bencana, dan berlatih untuk melindungi diri saat terjadi gempa. Penguatan mitigasi bencana, baik secara struktural maupun kultural, serta edukasi masif terkait potensi gempa, dampak, dan mitigasinya, juga perlu terus dilakukan.