Notification

×

Iklan

Iklan

Bentrok Berdarah di Makassar Renggut Nyawa, Satu Tewas Diduga Tertembak Senapan Angin di Kepala

2025-11-19 | 09:12 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T02:12:26Z
Ruang Iklan

Bentrok Berdarah di Makassar Renggut Nyawa, Satu Tewas Diduga Tertembak Senapan Angin di Kepala

Bentrokan antarwarga yang melibatkan kelompok pemuda dari Kampung Borta dan Kampung Sapiria di Kecamatan Tallo, Makassar, kembali pecah dan menelan korban jiwa. Seorang pemuda bernama Nur Syam alias Sutte, atau dikenal juga dengan sapaan Civas, dilaporkan meninggal dunia setelah diduga tertembak senapan angin di bagian kepala.

Insiden mematikan ini terjadi pada Senin malam, 17 November 2025, dengan bentrokan susulan yang lebih besar pecah pada Selasa, 18 November 2025. Korban, yang berusia 40 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Peristiwa ini berlangsung di sekitar Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, serta di kawasan Perpok, Jalan Tinumbu (Pannampu).

Selain menewaskan satu orang, tawuran tersebut juga mengakibatkan tujuh rumah warga hangus terbakar. Kepala Bidang Operasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar, Cakrawala, menyebutkan bahwa pihaknya mengerahkan 15 unit armada untuk memadamkan api, namun sempat terhambat oleh padatnya lalu lintas dan kondisi bentrokan yang masih berlangsung. Diduga, kebakaran tersebut disengaja, diperkuat dengan ditemukannya jeriken berisi bahan bakar di lokasi kejadian. Dua unit sepeda motor juga dilaporkan rusak akibat amuk massa.

Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, membenarkan adanya korban meninggal dunia dan menyatakan bahwa kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kematian korban, termasuk apakah luka fatal tersebut memang berasal dari peluru senapan angin. Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana menambahkan bahwa seluruh unsur kepolisian, termasuk Polsek, Reskrim, Intel, Narkoba, dan Sabhara, telah diterjunkan untuk mengamankan lokasi kejadian.

Di tengah situasi yang memanas, sebuah pesan berantai yang menyebut Sutte/Civas sebagai "panglima perang" kelompok Sapiria dan mengancam akan terjadi "perang besar-besaran" setelah pemakamannya, tersebar di grup-grup WhatsApp. Pihak kepolisian mengaku masih menyelidiki kebenaran pesan tersebut dan mengimbau warga untuk tidak mendekati atau melintas di lokasi bentrokan demi keselamatan.

Bentrok antara Kampung Borta dan Sapiria bukanlah kejadian baru; konflik berkepanjangan ini kerap terjadi dan sebelumnya pernah melukai seorang bocah berusia delapan tahun akibat panah. Upaya mediasi dan pendirian pos penjagaan yang melibatkan TNI, Polri, serta Satpol PP, belum mampu menghentikan rentetan bentrokan yang terus berulang di wilayah tersebut. Aparat kepolisian juga dilaporkan kerap mendapat perlawanan saat berupaya membubarkan massa.