Notification

×

Iklan

Iklan

Banjarnegara Berduka: Korban Tewas Longsor Kini 3 Orang Usai Penemuan Jenazah Terbaru

2025-11-19 | 23:37 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T16:37:13Z
Ruang Iklan

Banjarnegara Berduka: Korban Tewas Longsor Kini 3 Orang Usai Penemuan Jenazah Terbaru

Tim SAR gabungan kembali menemukan satu jenazah korban tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Rabu (19/11/2025), hari keempat operasi pencarian dan pertolongan. Penemuan ini menambah jumlah total korban meninggal dunia menjadi tiga orang.

Jenazah yang berhasil dievakuasi pada pukul 13.52 WIB tersebut teridentifikasi sebagai Tuwi, seorang perempuan berusia 50 tahun. Korban ditemukan tertimbun material longsor hingga kedalaman sekitar dua meter di Sektor A.2 setelah terdeteksi oleh anjing pelacak (K9) milik Kantor Basarnas Semarang. Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, menyatakan bahwa proses evakuasi Ibu Tuwi memakan waktu sekitar enam jam dan berjalan sulit lantaran kondisi tanah yang masih sangat labil dan licin akibat guyuran hujan yang tak kunjung reda. Bahkan, alat berat ekskavator milik Kementerian Pekerjaan Umum sempat amblas dan rantainya terlepas, sehingga tim SAR harus menggunakan potongan pohon sebagai jembatan sementara. Setelah dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara untuk proses lebih lanjut.

Sebelumnya, dua korban meninggal dunia lainnya telah teridentifikasi, yaitu Luwih (40) dan Darti (29). Dengan penemuan ini, jumlah korban yang masih dinyatakan hilang saat ini berjumlah 25 orang. Bencana tanah longsor besar ini sendiri terjadi pada Minggu (16/11/2025) sekitar pukul 15.30 WIB, setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras, menghancurkan 48 rumah dan memaksa lebih dari 900 warga Dukuh Situkung mengungsi ke berbagai titik pengungsian yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Operasi pencarian sempat tertunda selama tiga hari sejak Senin (17/11) hingga Selasa (18/11) akibat pergerakan tanah yang terus terjadi dan dianggap terlalu berbahaya bagi keselamatan personel SAR. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menjelaskan bahwa pencarian hari ini dilakukan dengan sangat hati-hati karena tanah masih labil. Tim SAR gabungan yang melibatkan Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Tagana, relawan, serta didukung puluhan alat berat dan unit K9, berfokus di tiga sektor operasi, yakni A, B, dan C. Meskipun demikian, kendala cuaca berkabut, jalan licin, dan tertutup lumpur menjadi tantangan serius.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof. Dwikorita Karnawati, yang meninjau lokasi, mengungkapkan bahwa kondisi geologis di lokasi bencana sangat spesifik dan berbahaya. Adanya batuan lempung yang mengandung mineral monmorilonit menyebabkan tanah menjadi plastis seperti pasta gigi saat terkena air hujan, namun mengeras saat kering, memicu pergerakan tanah masif. Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno juga telah meninjau lokasi pada Selasa (18/11/2025) dan mengupayakan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan, guna mendukung percepatan penanganan darurat dan pencarian korban. Budiono menambahkan bahwa masih ada beberapa titik di Sektor A.2 yang teridentifikasi berpotensi terdapat korban lain, namun pencarian dihentikan sementara pada Rabu sore karena hujan deras kembali mengguyur lokasi demi keselamatan personel, dan akan dilanjutkan pada Kamis (20/11) jika cuaca memungkinkan.