
Srinagar, Kashmir – Sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah bahan peledak sitaan meledak secara tidak sengaja di kantor polisi Nowgam di Srinagar, Jammu dan Kashmir yang dikelola India, pada Jumat malam. Insiden tragis ini terjadi saat tim ahli forensik dan petugas polisi sedang memeriksa bahan peledak dalam jumlah besar yang sebelumnya disita.
Ledakan dahsyat, yang dilaporkan terjadi sekitar pukul 23:20 waktu setempat, menyebabkan kerusakan parah pada gedung kantor polisi dan beberapa kendaraan di sekitarnya, bahkan memecahkan jendela rumah-rumah terdekat dan menyebabkan puing-puing serta potongan tubuh ditemukan hingga 300 meter dari lokasi ledakan. Sumber resmi mengonfirmasi bahwa 27 hingga 32 orang lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Di antara korban tewas adalah tiga personel dari Laboratorium Ilmu Forensik (FSL), dua pejabat dari Departemen Pendapatan, dua fotografer polisi, seorang perwira dari Badan Investigasi Negara (SIA), dan seorang penjahit yang terkait dengan tim tersebut. Sebagian besar korban tewas merupakan anggota kepolisian dan tim forensik yang sedang menangani material tersebut.
Direktur Jenderal Polisi (DGP) Jammu dan Kashmir, Nalin Prabhat, menyatakan bahwa ledakan itu adalah insiden yang tidak disengaja. Kementerian Dalam Negeri India (MHA) juga mengesampingkan adanya keterlibatan terorisme, menyebut insiden tersebut sebagai "ledakan yang tidak disengaja" yang disebabkan oleh sifat bahan kimia yang tidak stabil. Bahan peledak tersebut, yang jumlahnya mencapai 360 kg, termasuk amonium nitrat, merupakan bagian dari penemuan besar terkait kasus "modul teror kerah putih" yang berhasil diungkap di Faridabad, Haryana, dan terkait dengan ledakan bom mobil di New Delhi baru-baru ini. Bahan-bahan tersebut disimpan di area terbuka yang aman di kantor polisi Nowgam sebagai bagian dari penyelidikan.
Pihak berwenang India berjanji akan menyelidiki penyebab pasti ledakan ini secara menyeluruh. Operasi penyelamatan terhambat oleh ledakan-ledakan kecil berturut-turut yang terjadi pasca ledakan awal. Gubernur Letnan telah memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut.