:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419922/original/092611200_1763715097-Tembok_Sekolah.jpeg)
Tembok pembatas bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 dan 02 serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, roboh pada Kamis, 20 November 2025, sore menjelang malam sekitar pukul 17.30 WIB. Insiden ini terjadi saat proses renovasi sekolah sedang berlangsung dan menyebabkan empat unit sepeda motor milik warga tertimpa, dua rumah rusak, serta menutup akses jalan permukiman warga.
Menurut kesaksian warga, tembok yang ambruk ini diduga kuat akibat kondisi bangunan yang sudah tua dan rapuh, bahkan telah berdiri sejak tahun 1970-an. Adanya rembesan air akibat curah hujan deras, ditambah dengan aktivitas pemadatan tanah dalam proyek renovasi, disebut menjadi pemicu keruntuhan tembok. Warga sekitar telah berulang kali mengeluhkan dan memperingatkan mengenai kondisi tembok yang tidak layak dan sering mengalami rembesan air sebelum kejadian nahas ini.
Meskipun tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa tersebut, insiden ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga, terutama anak-anak yang sedang bermain di dekat lokasi saat tembok roboh. Selain menimpa empat unit sepeda motor dan merusak dua rumah, reruntuhan tembok juga menutup total akses gang permukiman warga dan menarik kabel listrik ke bawah. Akibatnya, warga harus memutar untuk bisa melintas, dan seorang korban bernama Cici (51) mengaku tidak bisa berdagang serta mengalami kebocoran asbes rumahnya.
Menanggapi insiden ini, Ketua RW 02 Kota Bambu Utara, Decky Ohei, memastikan bahwa pihak kontraktor, Jaya Konstruksi (JAKON), bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan bertanggung jawab penuh atas segala kerugian material maupun moral yang dialami oleh warga. Kerugian tersebut meliputi kerusakan motor, bangunan warga, hingga dampak ekonomi akibat terganggunya usaha warga. Decky juga menekankan pentingnya aspek kemanusiaan dalam penanganan kerugian ini, mengingat beberapa warga mengalami trauma pasca-kejadian. Pihak terkait juga telah membuat perhitungan terkait pertanggungjawaban ganti rugi.
Saat ini, lokasi kejadian telah dipasangi garis polisi, namun bongkahan tembok yang roboh masih berserakan dan bercampur lumpur, sehingga akses jalan tetap ditutup. Warga berharap agar puing-puing segera dipindahkan, seluruh tembok lama dirobohkan untuk dibangun yang baru, serta diberikan penanganan trauma (trauma healing) bagi warga yang terdampak.