Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Teka-teki Ledakan Perbatasan Korea: Menguak Insiden di Zona DMZ

2025-11-20 | 21:00 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T14:00:09Z
Ruang Iklan

Teka-teki Ledakan Perbatasan Korea: Menguak Insiden di Zona DMZ

Sebuah ledakan misterius di wilayah perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara pada Kamis, 20 November 2025, telah melukai seorang perwira militer Korea Selatan. Insiden tersebut terjadi di sebelah barat Garis Demarkasi Militer (MDL) yang memisahkan kedua negara. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengonfirmasi bahwa perwira yang terluka telah dievakuasi menggunakan helikopter darurat dan kini dalam kondisi stabil, tanpa cedera yang mengancam jiwa.

Insiden ini terjadi hanya beberapa saat setelah Korea Selatan dilaporkan mengusulkan perundingan militer dengan Korea Utara, tawaran pertama dalam beberapa tahun terakhir. Zona Demiliterisasi (DMZ), yang membentang selebar empat kilometer dan sepanjang 250 kilometer melintasi Semenanjung Korea, dikenal sebagai area dengan ladang ranjau darat yang sangat banyak. Meskipun laporan awal mengindikasikan kemungkinan ledakan ranjau darat, penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk memastikan penyebab pasti.

Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Pada 15 Oktober 2024, Korea Utara secara sengaja meledakkan beberapa ruas jalan dan rel kereta api antar-Korea di sisi perbatasan yang dijaga ketat, sebuah tindakan yang oleh militer Korea Selatan disebut sebagai upaya untuk memutuskan hubungan dengan Seoul. Ledakan-ledakan tersebut, yang terjadi di jalan Gyeongui dan Donghae di utara Garis Demarkasi Militer, memicu asap tebal membubung tinggi. Militer Korea Selatan merespons dengan melepaskan tembakan peringatan di selatan garis demarkasi, meskipun tidak ada kerusakan yang dilaporkan di sisi Korea Selatan. Analis menilai bahwa peledakan jalan tersebut merupakan pesan tegas bahwa Pyongyang tidak berniat bernegosiasi dengan Seoul dan mencerminkan tekadnya untuk sepenuhnya menghilangkan premis penyatuan. Korea Utara sebelumnya telah berjanji untuk memutus sepenuhnya jalan dan rel kereta api antar-Korea serta membentengi wilayah di sisi perbatasannya, menyusul pernyataan Kim Jong Un yang menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama".

Selain itu, pada 18 Juni 2024, puluhan tentara Korea Utara dilaporkan sempat melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ) dan beberapa di antaranya terluka akibat ledakan ranjau darat. Insiden tersebut terjadi saat Pyongyang mengerahkan pasukan untuk membersihkan semak belukar dan memasang ranjau, yang diyakini sebagai langkah untuk memperkuat kontrol internal dan mencegah pembelotan. Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan, memaksa pasukan Korea Utara untuk mundur. Peristiwa tersebut terjadi hanya beberapa jam sebelum kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang.

Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berada dalam keadaan perang, karena konflik 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai. Insiden-insiden ledakan yang terus berulang di perbatasan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, menggarisbawahi kerapuhan keamanan di salah satu perbatasan paling dijaga ketat di dunia. Situasi ini menunjukkan eskalasi ketegangan yang berkelanjutan dan memunculkan kekhawatiran akan stabilitas di Semenanjung Korea.