:strip_icc()/kly-media-production/medias/3143781/original/016275000_1591254377-20200604-Banjir-Rob-Rendam-Pasar-Ikan-Muara-Baru-FANANI-6.jpg)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi banjir rob yang mengancam dua belas wilayah pesisir ibu kota hingga tanggal 26 November 2025. Peringatan ini didasarkan pada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok. Fenomena pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase Bulan Baru menjadi pemicu utama peningkatan ketinggian air laut di wilayah utara Jakarta.
Dua belas wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob meliputi Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok, dan Kepulauan Seribu. Ketinggian pasang air laut maksimum diprediksi mencapai puncaknya antara pukul 07.00 hingga 13.00 WIB setiap harinya selama periode tersebut. Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, termasuk kegiatan bongkar muat, pemukiman pesisir, serta tambak garam dan perikanan.
Sebagai informasi real-time, per Sabtu, 22 November 2025, banjir rob telah menyebabkan genangan di beberapa lokasi. BPBD DKI Jakarta melaporkan enam Rukun Tetangga (RT) dan satu ruas jalan di pesisir Jakarta terendam banjir rob per pukul 13.00 WIB. Salah satu titik yang terdampak adalah Jalan RE Martadinata di Tanjung Priok, dengan ketinggian genangan sekitar 10 cm. Pintu Air Pasar Ikan bahkan telah ditingkatkan statusnya menjadi Bahaya/Siaga 1 pada Sabtu pagi pukul 09.00 WIB akibat kenaikan muka air laut.
Selain faktor pasang air laut dan fase Bulan Baru, penurunan muka tanah (land subsidence) juga menjadi penyebab krusial seringnya terjadi banjir rob di Jakarta, yang diperparah oleh pengambilan air tanah berlebihan. Kondisi ini juga diperkuat oleh cuaca yang tidak bersahabat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang mendorong lebih banyak air ke daratan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk menghadapi potensi rob ini. Ini termasuk menyiagakan personel pasukan biru (Satgas SDA), mengoperasikan ratusan pompa bergerak, dan memastikan seluruh rumah pompa di kawasan pesisir utara berfungsi optimal. BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca dan kondisi air laut, serta menghindari aktivitas di daerah pesisir yang berisiko terkena banjir rob, terutama saat pasang tinggi. Warga juga diminta untuk memastikan sistem drainase di sekitar rumah berfungsi baik dan melaporkan potensi genangan atau banjir melalui aplikasi JAKI. Untuk situasi darurat, masyarakat dapat menghubungi Call Center Jakarta Siaga di nomor 112. Selain ancaman rob, BMKG juga memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Jakarta antara 18-20 November, yang dapat meningkatkan risiko genangan dan banjir.