:strip_icc()/kly-media-production/medias/5418118/original/093399100_1763605079-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_21_20_38.jpeg)
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status aktivitas Gunung Semeru di Jawa Timur ke Level IV atau "Awas" terhitung mulai Rabu, 19 November 2025, pukul 17.00 WIB. Peningkatan status ini menyusul erupsi signifikan yang terjadi pada hari yang sama, menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 2.000 meter di atas puncak dan awan panas guguran (APG) yang meluncur hingga 13 kilometer ke arah Besuk Kobokan dan Kali Lengkong.
Menanggapi kondisi darurat ini, Pemerintah Kabupaten Lumajang, melalui Bupati Indah Amperawati, segera mengeluarkan kebijakan penutupan sementara seluruh aktivitas pertambangan pasir di kawasan rawan erupsi Gunung Semeru. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 500.10.2.3/X/427.14/2025. Bupati Lumajang menegaskan bahwa keselamatan warga dan pekerja tambang adalah prioritas utama, mengingat aktivitas vulkanik yang masih fluktuatif dan berpotensi menimbulkan bahaya seperti awan panas, longsor, dan abu vulkanik.
Koordinasi intensif telah dilakukan antara Bupati Lumajang dengan Kepala Polres Lumajang serta aparat gabungan lainnya untuk memastikan implementasi penutupan berjalan efektif. Pemerintah daerah juga telah menyampaikan instruksi tegas agar tidak ada aktivitas pertambangan yang tetap berlangsung selama status rawan diberlakukan. Namun, meskipun ada peringatan keras, beberapa laporan menunjukkan bahwa sejumlah penambang masih terpantau beraktivitas di aliran sungai Semeru, memicu kekhawatiran akan keselamatan mereka.
PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar. Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Selain penutupan tambang, seluruh kegiatan pendakian Gunung Semeru, termasuk Ranu Kumbolo, juga ditutup sementara sejak 19 November 2025 hingga dinyatakan aman. Jalur Ampelgading-Lumajang juga ditutup total untuk sementara waktu. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 25 November 2025 untuk menangani dampak erupsi, termasuk menyiapkan dapur umum dan posko pengungsian. Masyarakat diminta untuk tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan, dan mematuhi semua rekomendasi keselamatan dari pihak berwenang.