Notification

×

Iklan

Iklan

Polisi Tembak Pria KDRT Pengancam Pisau di Stasiun Paris

2025-11-15 | 10:20 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-15T03:20:34Z
Ruang Iklan

Polisi Tembak Pria KDRT Pengancam Pisau di Stasiun Paris

Seorang pria yang dikenal karena kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ditembak dan dilukai oleh polisi setelah mengacungkan pisau di Stasiun Montparnasse, Paris, pada Jumat, 14 November 2025. Insiden tersebut menyebabkan kepanikan di antara para komuter dan wisatawan akhir pekan.

Kantor kejaksaan Paris menyatakan bahwa setidaknya satu tembakan dilepaskan oleh polisi setelah pria berusia 34 tahun tersebut, yang sedang dalam penyelidikan terkait kekerasan dalam rumah tangga, mengacungkan pisau. Pria itu dilaporkan telah mengancam istri dan anak-anaknya sebelum menaiki kereta menuju Montparnasse, tempat polisi telah menunggunya sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Setelah ditembak di bagian kaki oleh polisi, pria itu kemudian dilaporkan menusuk dirinya sendiri di bagian leher. Ia segera dibawa ke unit gawat darurat dan dilaporkan mengalami luka yang mengancam jiwa. Selain itu, seorang pejalan kaki berusia 53 tahun juga terkena tembakan polisi di bagian kaki dan telah mendapatkan perawatan darurat.

Pria tersebut diketahui memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga dan telah menerima hukuman percobaan 18 bulan pada bulan September atas beberapa dugaan pelanggaran KDRT. Pihak berwenang menekankan bahwa komunikasi awal tidak menyebutkan terorisme sebagai motif insiden ini, dan terorisme telah dikesampingkan.

Operator kereta api Prancis, SNCF, melaporkan bahwa perimeter keamanan telah didirikan di sebagian kecil stasiun setelah intervensi polisi, menyebabkan sedikit gangguan lalu lintas kereta api. Insiden ini terjadi sehari setelah peringatan 10 tahun serangan terkoordinasi di Paris pada tahun 2015 yang menewaskan 132 orang, membangkitkan kembali ketegangan di kalangan warga. Saksi mata menggambarkan kepanikan yang melanda stasiun, dengan beberapa orang mengungkapkan kekhawatiran akan terulangnya serangan sebelumnya.