:strip_icc()/kly-media-production/medias/5401232/original/090422800_1762160654-Banjir_di_Nduga_Papua.jpeg)
Tragedi longsor dan banjir bandang melanda Distrik Dal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu, 1 November 2025, sekitar pukul 17.00 WIT, menyebabkan setidaknya 15 orang dinyatakan hilang pada awalnya. Bencana ini dipicu oleh hujan ekstrem yang mengakibatkan meluapnya sungai dan ambruknya jembatan di atas Kali Panpan, yang banyak dilintasi warga.
Sebanyak 15 korban awal yang dilaporkan hilang sebagian besar merupakan pelajar. Identitas mereka telah dirilis, termasuk Endius Gwijangge (pelajar SMA PGRI, 17 tahun), Nendiu Gwijangge (pelajar SMP Negeri Mbua, 17 tahun), Yupin Pokneangge (pelajar SMK Yapis, 17 tahun), Wutukwe Tabuni (pelajar SMP Negeri Mbua, 17 tahun), Yepetena Gwijangge (pelajar SD, 13 tahun), Dilince Pokneangge (pelajar SD, 16 tahun), Penggison Gwijangge (pelajar SD, 8 tahun), Adince Pokneangge (pelajar SMP, 17 tahun), Atumina Pokneangge (pelajar SMP, 16 tahun), Libi Pokneangge (anggota PTNI/petani, 25 tahun), Kalukwe (ibu rumah tangga, 60 tahun), Mesaran Wasiagge (petani, 17 tahun), Boniut Wasiangge (pelajar SD, 14 tahun), Taus Tabuni (pelajar SMP, 17 tahun), dan seorang anak berusia 6 tahun yang merupakan anak dari Libi Pokneangge.
Peristiwa nahas ini meluas ke Distrik Mebarok dan Distrik Yuguru, sehingga jumlah korban hilang bertambah menjadi total 23 orang. Rinciannya, 15 orang di Distrik Dal dan 8 orang di Distrik Yuguru atau Mebarok. Plt Bupati Nduga, Yoas Beon, segera menetapkan status tanggap darurat bencana di Distrik Dal dan mengambil langkah cepat dengan membentuk pos tanggap darurat di Wamena serta pos cabang di Distrik Dal untuk koordinasi dan distribusi bantuan.
Proses pencarian dan evakuasi menghadapi tantangan berat akibat medan yang ekstrem, kondisi tanah yang labil, serta terbatasnya akses komunikasi dan jalan darat. Tim gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah Nduga, TNI-Polri, dan masyarakat setempat terus berupaya mencari korban. Koops Habema juga mendirikan Posko Kemanusiaan di Distrik Dal untuk layanan kesehatan darurat dan pusat koordinasi.
Setelah 18 hari pencarian intensif, Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga secara resmi menutup operasi pencarian korban banjir bandang dan longsor pada 18 November 2025. Tragedi ini dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menelan 23 korban jiwa. Dari 15 korban yang hanyut di Distrik Dal, 14 di antaranya berhasil ditemukan, sementara satu orang masih dinyatakan hilang. Di Distrik Mebarok, dari 8 orang yang dilaporkan hilang, hanya satu jasad yang berhasil ditemukan. Total, dilaporkan 17 korban meninggal dunia telah berhasil ditemukan. Sebagai bentuk tanggung jawab, Pemerintah Daerah Nduga menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 750 juta, dengan rincian Rp 150 juta untuk Distrik Dal dan Rp 600 juta untuk Distrik Mebarok. Bantuan kemanusiaan juga disalurkan oleh BNPB dan Kementerian Sosial kepada masyarakat terdampak.