:strip_icc()/kly-media-production/medias/5416711/original/097212000_1763459922-1001203822.jpg)
Makassar dilanda kerusuhan yang kembali memanas setelah seorang warga dilaporkan tewas tertembak, memicu pecahnya tawuran antarkelompok pemuda di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (18/11/2025) sore. Insiden ini mengakibatkan tujuh unit rumah warga di kawasan perkuburan Beroangin, Jalan Pannampu, hangus dilalap api.
Korban tewas diidentifikasi bernama Sutte, yang juga dikenal dengan sapaan Civas, atau Nursyam alias Kipas (40), warga Kampung Sapiria. Ia dilaporkan meninggal dunia setelah diduga terkena tembakan senapan angin di bagian kepala saat bentrokan pecah pada Senin (17/11/2025) malam.
Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, membenarkan adanya korban jiwa dalam insiden tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban, termasuk memastikan apakah luka fatal itu berasal dari peluru senapan angin. Syamsuardi juga mengimbau warga untuk tidak mendekat atau melintas di lokasi bentrokan mengingat situasi yang berbahaya.
Tawuran melibatkan dua kelompok pemuda dari Kampung Borta dan Sapiria, yang saling serang menggunakan berbagai benda termasuk petasan, bom molotov, hingga senapan angin. Api dengan cepat membesar dan meludeskan tujuh rumah semi permanen yang sebagian besar terbuat dari kayu. Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar yang tiba di lokasi menghadapi kesulitan dalam proses pemadaman karena bentrokan masih berlangsung. Kabid Operasi Damkar Makassar, Cakrawala, menyebutkan sulitnya akses dan kondisi lalu lintas yang padat akibat aksi tawuran.
Dugaan sementara, penyebab kebakaran disengaja oleh kelompok tertentu, diperkuat dengan penemuan jeriken berisi bahan bakar minyak di salah satu rumah warga. Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, menegaskan bahwa kepolisian masih terus mendalami dugaan pembakaran tersebut. Hingga kini, aparat kepolisian bersenjata lengkap masih disiagakan di sekitar lokasi tawuran untuk mengantisipasi potensi bentrokan susulan.
Konflik antara warga Kampung Borta dan Sapiria diketahui bukan hal baru dan telah berulang kali terjadi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa bentrokan ini dipicu oleh dendam lama yang telah berlangsung sejak tahun 1989. Berbagai upaya mediasi dan program humanis, termasuk "Ngopi Kamtibmas," yang dilakukan oleh pihak kepolisian, TNI, dan Pemerintah Kota Makassar sebelumnya belum memberikan hasil signifikan dalam menghentikan konflik berkepanjangan ini.