:strip_icc()/kly-media-production/medias/5418052/original/003419900_1763573564-longsor_di_sukabumi.jpg)
Hujan ekstrem yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu, 19 November 2025, memicu serangkaian bencana tanah longsor di tiga kampung dalam sehari. Kejadian ini tidak hanya merusak jalan desa, namun juga berdampak pada fasilitas pendidikan, sehingga menyebabkan kerugian material yang signifikan.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengonfirmasi bahwa intensitas hujan tinggi dan berlangsung lama sejak pukul 12.00 WIB hingga sore hari pada tanggal 19 November 2025 menjadi pemicu utama tiga insiden longsor tersebut. Salah satu lokasi yang terdampak parah adalah Kampung Sekarwangi, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, di mana Tembok Penahan Tanah (TPT) sepanjang tiga meter dengan tinggi 1,5 meter longsor dan mengancam satu rumah warga.
Dampak longsor akibat cuaca ekstrem ini meluas hingga merusak akses jalan desa. Baru-baru ini, pada 10 November 2025, banjir dan longsor di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, menyebabkan jembatan penghubung di Desa Loji terputus total, memutus akses warga di Kampung Cipicung dan Sawahbera. Selain itu, longsor TPT juga dilaporkan pada Kamis, 20 November 2025, di Jalan Lamping, Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, yang menumpuk material di badan jalan dan mengganggu mobilitas warga. Insiden ini menyoroti kerentanan infrastruktur jalan di tengah musim hujan ekstrem.
Fasilitas pendidikan juga tidak luput dari ancaman. Data terkini menunjukkan bahwa bencana serupa di Sukabumi telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah sekolah. Pada November 2024, dilaporkan bahwa bencana banjir dan longsor mengakibatkan dua unit bangunan sekolah rusak berat di Sukabumi. Bahkan, pada Desember 2024, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi mencatat sedikitnya 45 gedung sekolah di 21 kecamatan mengalami kerusakan akibat banjir, longsor, dan pergeseran tanah, menyebabkan 1.736 siswa terdampak dan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Meskipun laporan terkini mengenai longsor pada 19 November 2025 tidak menyebutkan adanya korban jiwa, ancaman terhadap rumah warga dan infrastruktur tetap menjadi perhatian serius. Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat curah hujan yang masih tinggi dan potensi longsor susulan. Koordinasi antarlembaga dan upaya penanganan darurat terus dilakukan untuk memulihkan kondisi di wilayah terdampak dan memastikan keselamatan warga.