:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419208/original/055248000_1763645173-IMG20251120_195742.jpg)
Ratusan pendaki dan petugas sempat terjebak di kawasan Ranu Kumbolo menyusul erupsi dahsyat Gunung Semeru pada Rabu, 19 November 2025. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengonfirmasi total 187 orang, termasuk 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST), 15 porter, dan 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata, berada di lokasi saat insiden terjadi.
Erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore, sekitar pukul 16.00 WIB, memuntahkan awan panas guguran (APG) sejauh 13 hingga 14 kilometer ke arah Gladak Perak. Kolom abu vulkanik terlihat membumbung tinggi hingga 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.676 meter di atas permukaan laut. Akibat peningkatan aktivitas vulkanik ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada 19 November 2025 pukul 17.00 WIB.
Meskipun terjadi erupsi dahsyat, seluruh individu yang tertahan di Ranu Kumbolo dipastikan dalam kondisi aman dan sehat. Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, serta Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menegaskan bahwa posisi Ranu Kumbolo yang berada di sisi utara relatif aman dari awan panas guguran yang dominan bergerak ke arah selatan atau tenggara menuju Besuk Kobokan dan Gladak Perak. Tidak ada dampak abu vulkanik signifikan di Ranu Kumbolo, meskipun sempat dilanda kabut dan hujan ringan.
Proses evakuasi pada malam hari tidak direkomendasikan oleh petugas karena kondisi medan yang gelap, licin akibat hujan, dan rawan longsor. Oleh karena itu, para pendaki dan petugas diimbau untuk bermalam di Ranu Kumbolo dan melanjutkan perjalanan turun pada Kamis pagi.
Pada Kamis, 20 November 2025, seluruh 187 orang yang sempat terjebak di Ranu Kumbolo telah berhasil turun dan tiba di Pos Ranupani dengan selamat. Mereka turun dalam beberapa kloter, dengan rombongan tiba di Ranupani sekitar pukul 13.30 dan 14.30 WIB. Tim gabungan dari Basarnas, BNPB, BPBD, TNI, dan Polri telah disiagakan untuk mengkoordinasikan dan memastikan evakuasi berjalan lancar. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menyatakan bahwa setelah pendataan ulang, semua pendaki telah turun dalam kondisi sehat dan aman.
Sebagai respons terhadap erupsi, Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari, berlaku mulai 19 November hingga 26 November 2025. Sementara itu, seluruh aktivitas pendakian Gunung Semeru resmi ditutup pasca-erupsi, sesuai rekomendasi PVMBG. Dilaporkan juga terdapat tiga korban luka bakar akibat material vulkanik Semeru di area Gladak Perak, yaitu Normawati (42), Hariyono (49), dan Dimas (50), yang kini mendapatkan perawatan medis.