Jenazah PMI Sukabumi Terjebak di Arab Saudi Akibat Status Ilegal

Kisah pilu menyelimuti keluarga seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) berinisial N (36), warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, setelah ia meninggal dunia di Arab Saudi. Jenazah N menghadapi kesulitan pemulangan ke Tanah Air karena status keimigrasiannya yang tidak prosedural atau ilegal. N telah bekerja di Arab Saudi selama tiga tahun sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi seminggu setelah N wafat. Ketua SBMI Sukabumi, Jejen Nurjanah, menjelaskan bahwa N meninggal dunia akibat sakit vertigo yang mendadak kambuh, yang menyebabkan ia terjatuh dan tidak pernah pulih kembali.

Titik krusial dalam kasus ini adalah status keimigrasian N yang unprosedural. N diketahui sempat melarikan diri dari majikan sebelumnya dan kemudian tinggal mengontrak bersama rekan sesama buruh migran. Status ilegal inilah yang menjadi penghalang utama bagi upaya pemulangan jenazahnya ke Indonesia, karena tidak ada dokumen formal yang bisa menjadi dasar pemulangan jenazah.

SBMI Sukabumi telah memberikan pendampingan komunikasi dan mediasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk membicarakan opsi terbaik. Setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Tenaga Kerja, DP3A, Camat, hingga Kepala Desa, pihak keluarga di Sukabumi akhirnya mencapai kesepakatan untuk merelakan jenazah N dimakamkan di Arab Saudi. Keputusan ini diambil mengingat proses pemulangan dinilai sangat berisiko dan tidak memungkinkan akibat status ilegal N. Pihak KBRI bahkan meminta surat pernyataan resmi dari keluarga untuk mengesahkan keputusan tersebut.

N meninggalkan dua anak di Sukabumi, menjadi contoh pahit dari konsekuensi bekerja tanpa payung hukum yang memadai. Kasus ini menyoroti persoalan klasik bagi para pekerja migran yang berangkat melalui jalur tidak resmi karena tergiur tawaran cepat dan gaji besar, namun menghadapi risiko besar ketika terjadi sesuatu.