:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417837/original/039550700_1763547897-gunung_semeru.jpg)
Hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru dilaporkan telah mencapai wilayah Malang Selatan, Jawa Timur, pada Rabu, 19 November 2025, waktu setempat. Meskipun demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memastikan bahwa belum ada dampak yang menyebabkan kondisi kedaruratan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengonfirmasi bahwa hujan abu memang terjadi, namun tidak sampai menimbulkan dampak yang memerlukan tindakan darurat. Beberapa daerah di Malang Selatan yang berbatasan langsung dengan Lumajang, seperti Kecamatan Ampelgading dan Tirtoyudo, merasakan guyuran abu vulkanik yang bercampur dengan gerimis pada Rabu malam. Warga di Tirtoyudo bahkan melaporkan mendengar suara petir dari puncak Semeru.
Menurut Sadono, pihak BPBD Kabupaten Malang telah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang serta para pemantau lapangan dan relawan kebencanaan untuk memantau kondisi secara terus-menerus. Personel BPBD Kabupaten Malang pun telah disiagakan di posisinya masing-masing dan sejumlah personel telah diberangkatkan ke Pronojiwo, Lumajang, untuk membantu penanganan kedaruratan di wilayah tersebut, termasuk distribusi logistik ke pos-pos pengungsian.
Gunung Semeru sendiri telah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dengan beberapa kali erupsi. Pada Rabu, 19 November 2025, erupsi terjadi disertai awan panas guguran yang materialnya meluncur belasan kilometer ke arah Lumajang. Kolom abu letusan teramati mencapai ketinggian sekitar 2.000 meter di atas puncak, dengan warna kelabu pekat dan condong ke arah utara dan barat laut. Hingga Sabtu, 22 November 2025, status Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level IV atau Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) karena aktivitasnya yang masih tinggi dan tidak stabil. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah atau puncak, serta sektoral barat hingga timur laut sejauh 20 kilometer dari pusat erupsi, mengingat potensi bahaya awan panas, guguran lava, dan lahar.
Dampak erupsi juga menyebabkan penutupan sementara jalur penghubung Malang-Lumajang, khususnya Jembatan Gladak Perak, yang licin dan gelap akibat abu tebal. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi demi keselamatan warga dan pengendara. Meskipun demikian, kondisi di Kabupaten Malang secara umum dipastikan aman dari dampak langsung erupsi.