:strip_icc()/kly-media-production/medias/2301357/original/066773300_1533289258-153328925860327ilustrasi-sabu-sabu-di-daerah-tambang-1533217529.jpg)
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur mengungkap temuan mengejutkan 15 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya yang positif mengonsumsi narkoba. Kasus ini terkuak menyusul tes urine acak yang dilakukan BNNP Jatim terhadap 50 siswa SMP dan SMA di sekitar kawasan Jalan Kunti, Semampir, Surabaya. Pengujian ini merupakan tindak lanjut dari operasi penindakan yang sebelumnya dilakukan di sejumlah bedeng di wilayah tersebut, yang diduga kuat menjadi lokasi transaksi dan penggunaan sabu. Operasi besar-besaran di Jalan Kunti pada Jumat, 7 November 2025, bahkan berhasil mengamankan ratusan paket narkotika, termasuk 230 paket sabu dan 222 butir pil ekstasi berlogo Hello Kitty.
Kepala BNNP Jatim, Brigjen Pol Budi Mulyanto, menyatakan keprihatinannya atas temuan ini, yang menunjukkan bahaya paparan narkoba telah mencapai anak usia sekolah. Ia menegaskan bahwa ke-15 pelajar tersebut adalah pengguna aktif narkotika. Budi Mulyanto menekankan pentingnya kolaborasi antara aparat penegak hukum, pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat dalam menekan peredaran barang terlarang di kawasan padat penduduk tersebut.
Menanggapi kasus ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi segera mengambil langkah rehabilitasi bagi para pelajar yang positif narkoba. Eri Cahyadi menyatakan bahwa penanganan akan membedakan status hukum mereka, apakah sebagai pengguna atau pengedar. Namun, ia memastikan bahwa baik pengguna maupun pengedar akan tetap menjalani rehabilitasi penuh tanpa sanksi dikeluarkan dari sekolah, dengan tujuan memulihkan dan menguatkan kembali semangat mereka untuk menjadi individu yang baik. Pemkot Surabaya juga akan mendirikan pos terpadu di Jalan Kunti yang dijaga tim gabungan dari BNN dan Satpol PP sebagai pusat koordinasi operasi rutin untuk memutus mata rantai peredaran narkoba.
Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Ali Yusa, menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang lebih ditekankan daripada capaian akademik, dengan mengusulkan perubahan rapor nilai yang menilai nilai, kebiasaan, sikap, dan kesiapan karakter anak sejak dini. Sosiolog Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Febriyanto Firman Wijaya, menilai kasus ini sebagai "krisis struktural" yang memerlukan kebijakan sosial radikal untuk memperbaiki institusi dan lingkungan, serta mengusulkan kurikulum "Ketahanan Diri (Resilience Training)" bagi remaja. Ia juga mengingatkan agar tidak menstigma siswa sebagai penjahat, melainkan sebagai korban yang harus diselamatkan melalui program pemulihan.
BNNP Jatim menegaskan akan fokus pada penyembuhan bagi para siswa dan melibatkan empat komponen utama: rehabilitasi bagi anak pengguna, partisipasi orang tua, serta dukungan dari lingkungan sekolah dan masyarakat. Program pemberdayaan ekonomi seperti pelatihan keterampilan bengkel, pertanian, dan perikanan juga akan disiapkan bagi mantan pengguna untuk memberikan masa depan yang jelas. Hal ini penting mengingat satu gram sabu dapat merusak enam hingga sepuluh orang, sehingga peredaran di Jalan Kunti yang sempat ditemukan dalam jumlah besar memiliki daya rusak yang sangat besar.