Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Investasi Bontang: Pekerja Lokal Jadi Pemenang Utama

2025-11-22 | 09:32 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-22T02:32:04Z
Ruang Iklan

Investasi Bontang: Pekerja Lokal Jadi Pemenang Utama

Realisasi investasi di Kota Bontang menunjukkan dampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja lokal, menjadikannya penerima manfaat terbesar dari geliat ekonomi daerah. Hingga triwulan III tahun 2025, sebanyak 307 tenaga kerja Indonesia (TKI) berhasil terserap, melampaui jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang tercatat hanya 10 orang. Data ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam memprioritaskan warga setempat untuk terlibat langsung dalam pembangunan industri dan jasa.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menjelaskan bahwa investasi yang masuk ke Bontang tidak hanya menggerakkan proyek-proyek besar, tetapi juga memberikan dampak positif langsung pada peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat, yang pada gilirannya dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Total nilai investasi yang tercatat hingga triwulan III 2025 mencapai Rp821 miliar, tersebar dalam 330 proyek di tiga kecamatan.

Investasi di Bontang didominasi oleh pelaku usaha domestik atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dari 206 pelaku usaha non-UMK yang aktif, sebanyak 196 di antaranya adalah PMDN, sementara hanya 10 pelaku usaha yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN menyumbang Rp789,1 miliar dari total investasi, sedangkan PMA berkontribusi Rp32,4 miliar. Sebaran investasi ini terkonsentrasi di Kecamatan Bontang Utara, dengan nilai mencapai Rp785,97 miliar atau 95,67 persen dari total investasi. Kecamatan Bontang Selatan mengikuti dengan Rp35,23 miliar (4,28 persen), dan Bontang Barat dengan Rp337,78 juta (0,04 persen).

Pemerintah Kota Bontang secara konsisten berkomitmen untuk memperkuat sektor industri dan membuka lebih banyak lapangan kerja. Upaya ini didukung melalui langkah konkret seperti menjaga iklim investasi yang kondusif, memberikan kemudahan perizinan, pendampingan usaha, serta pelayanan yang cepat dan transparan kepada investor. Aspiannur juga menekankan pentingnya transparansi dari para pelaku usaha dalam menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sebagai bentuk akuntabilitas investasi di daerah.

Sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja lokal mencakup konstruksi, perdagangan, hingga industri kimia. Industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi di Bontang Utara menjadi penyumbang terbesar investasi dan penyerapan tenaga kerja. Proyek strategis seperti pembangunan pabrik Soda Ash pertama di Indonesia di Bontang diproyeksikan akan membutuhkan lebih dari 800 tenaga kerja lokal pada masa puncak konstruksi, menandai peluang emas bagi warga Bontang.

Meskipun demikian, tantangan terkait kesiapan tenaga kerja lokal dengan keahlian khusus masih menjadi perhatian. Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menyoroti bahwa Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2018 yang mewajibkan perusahaan mempekerjakan 75 persen tenaga kerja lokal harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia setempat, mengingat beberapa posisi membutuhkan keahlian spesifik yang belum banyak dimiliki. Namun, secara keseluruhan, data dan komitmen pemerintah menunjukkan bahwa investasi di Bontang terus memberikan dampak nyata dan positif bagi tenaga kerja lokal, menjadikan mereka tulang punggung dan penerima manfaat utama dari pertumbuhan ekonomi kota industri ini.