:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419073/original/005765400_1763636552-Pengungsi_Gunung_Semeru.jpg)
Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu, 19 November 2025, mengalami penurunan signifikan seiring sebagian besar warga memilih untuk kembali ke rumah masing-masing, meskipun status aktivitas vulkanik gunung tersebut masih berada pada Level IV atau 'Awas'. Erupsi Semeru yang meluncurkan awan panas guguran sejauh 13 kilometer memaksa ribuan warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Berdasarkan data terkini, jumlah pengungsi tercatat menurun drastis dari angka awal sekitar 807 jiwa menjadi 346 jiwa. Penurunan ini menunjukkan respons cepat masyarakat dalam menanggapi situasi darurat, meskipun potensi ancaman erupsi susulan tetap ada. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menekankan pentingnya kewaspadaan yang terus dijaga oleh masyarakat.
Di Kecamatan Candipuro, semua titik pengungsian, termasuk kantor kecamatan serta balai desa Sumberwuluh, Penanggal, Jarit, dan Sumbermujur, dilaporkan telah nihil pengungsi pada Kamis pagi. Sementara itu, di Kecamatan Pronojiwo, hanya SD Supiturang 4 yang masih menampung pengungsi, sedangkan lokasi pengungsian lainnya seperti Kantor Kecamatan, Masjid Supiturang, SD Pemukiman 3, Balai Desa Oro-Ombu, dan SD Sumberurip 2 telah kosong. Beberapa laporan menyebutkan Balai Desa Penanggal juga sempat menjadi lokasi pengungsian, namun seluruh warganya telah kembali.
Keputusan warga untuk kembali ke rumah didorong oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan untuk memastikan kondisi harta benda dan hewan ternak mereka. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa banyak pengungsi kembali pada siang hari untuk memeriksa rumah mereka dan mengamankan apa yang masih bisa diselamatkan, sebelum kembali ke lokasi pengungsian pada malam hari. Beberapa warga yang merupakan penghuni hunian tetap (huntap) pasca-erupsi 2021 juga memilih pulang meskipun trauma masih membayangi.
Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memantau situasi dan memastikan dukungan logistik serta layanan darurat tetap tersedia bagi warga. Distribusi bantuan diarahkan melalui lokasi Distribusi Utama (DU) di Balai Desa Sumberurip, Pronojiwo, dan UPK Kecamatan Candipuro untuk memastikan penyaluran yang cepat dan tepat sasaran. Pihak berwenang mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi arahan petugas dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak, serta menghindari area 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran tersebut. Kondisi Sungai Besuk Kobokan sendiri masih mengeluarkan asap dari sisa material awan panas yang menumpuk.