:strip_icc()/kly-media-production/medias/677516/original/ilustrasi-pemerkosaan3-m.iqbal.jpg)
Kepolisian Resor Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah mendalami kasus pencabulan berulang yang menimpa seorang gadis berusia 17 tahun berinisial ARK. Korban, yang diketahui tidak bisa membaca dan menulis, diduga menjadi korban tindakan bejat HBM alias Husen, yang merupakan ayah dari salah satu temannya. Kasus ini terungkap setelah serangkaian kejadian tragis yang berlangsung antara bulan Mei hingga Juni 2025.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Flores Timur, Iptu Edi Purnomo, ARK telah dicabuli berkali-kali di tiga lokasi berbeda. Awalnya, aksi pencabulan terjadi di semak belukar yang berada di belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Santo Fransiskus Asisi Larantuka. Kemudian, kejadian serupa terulang di samping ruangan incenerator Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hendrikus Fernandez.
Modus operandi pelaku memanfaatkan ketidakmampuan korban dalam membaca dan menulis. ARK sempat meminta kerabatnya, Ratna, untuk menyimpan nomor telepon pelaku di ponselnya, tanpa mengetahui siapa pemilik nomor tersebut, dan hanya memberi nama "orang" pada kontak tersebut. Beberapa hari setelah nomor disimpan, HBM menelepon ARK dan memintanya untuk bertemu di dekat bekas bangunan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Larantuka. Di sanalah ARK baru menyadari bahwa penelepon tersebut adalah HBM, yang tidak lain adalah ayah dari temannya yang bernama April.
Hingga saat ini, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini untuk menindak tegas pelaku dan memberikan perlindungan kepada korban. Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di wilayah Nusa Tenggara.