:strip_icc()/kly-media-production/medias/5415691/original/029487700_1763391281-Pencarian_Orang_Hilang_di_Hutan_Gowa.jpg)
Operasi pencarian seorang pria paruh baya bernama Daeng Malla (65 tahun) yang dilaporkan hilang secara misterius di wilayah hutan Dusun Panyikkokang, Desa Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah memasuki hari kelima. Hingga Senin, 17 November 2025, tim SAR gabungan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Daeng Malla, yang diketahui memiliki riwayat lupa ingatan atau pikun, terakhir terlihat pada tanggal 9 November 2025, berjalan menuju area hutan di belakang rumahnya. Keluarga awalnya menganggap ini sebagai kebiasaan biasa, namun korban tidak kunjung kembali hingga malam hari, memicu kekhawatiran dan kepanikan di kalangan keluarga dan warga sekitar. Laporan resmi mengenai hilangnya Daeng Malla baru diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar pada Kamis, 13 November 2025.
Kepala Kantor Basarnas Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, menjelaskan bahwa tim SAR gabungan segera dikerahkan setelah menerima laporan tersebut. Tim terdiri dari personel Basarnas Makassar, perangkat desa, pihak keluarga, TNI-Polri, potensi SAR, serta warga setempat. Upaya pencarian dilakukan dengan metode penyisiran darat (ground searching), pemetaan area di sekitar lokasi hilangnya korban, serta penggunaan peralatan navigasi.
Untuk memperluas area pencarian dan mengoptimalkan upaya di medan yang sulit dijangkau, tim SAR juga memanfaatkan penggunaan drone, khususnya drone thermal. "Penggunaan drone thermal sangat membantu tim dalam melihat area yang sulit dijangkau secara langsung," ujar Arif, seraya menambahkan bahwa drone tersebut membantu memetakan area yang memiliki kemungkinan adanya jejak panas tubuh manusia. Namun, hingga saat ini, hasil pemantauan udara maupun penyisiran darat belum memberikan temuan yang signifikan.
Memasuki hari kelima operasi, area pencarian telah diperluas hingga sekitar 5 kilometer ke arah barat dari titik awal korban dilaporkan hilang. Fokus penyisiran dilakukan secara bertahap dengan menyusuri punggungan hutan, jalur sekitar air terjun, dan aliran sungai. Kondisi medan yang bervariasi, mulai dari lereng hutan, tebing berbatu, hingga vegetasi hutan yang lebat, menjadi tantangan utama bagi tim pencari. Selain itu, tim juga harus memperhatikan perkembangan cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu. Arif menegaskan bahwa operasi pencarian akan terus berlangsung dan disesuaikan dengan perkembangan terbaru di lapangan.