:strip_icc()/kly-media-production/medias/5420948/original/084170500_1763830135-Alat_Berat.jpg)
Tim SAR gabungan memutuskan untuk memperpanjang waktu operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, selama tiga hari ke depan. Keputusan ini diambil setelah rapat evaluasi menyeluruh yang melibatkan seluruh unsur di Pendopo Kecamatan Pandanarum pada Sabtu, 22 November 2025.
Perpanjangan ini dilakukan mengingat masih banyaknya korban yang belum ditemukan dan adanya potensi besar untuk menemukan mereka. Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, menjelaskan bahwa sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), operasi SAR seharusnya berlangsung selama tujuh hari. Namun, karena kondisi di lapangan yang mengharuskan, operasi diperpanjang.
Hingga hari ketujuh operasi, Sabtu, 22 November 2025, total 12 korban meninggal dunia telah ditemukan, termasuk dua yang ditemukan dalam bentuk potongan tubuh dan memerlukan proses identifikasi lebih lanjut oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Sementara itu, sebanyak 16 warga masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian. Angka ini terus diperbarui setelah penemuan dua jenazah tambahan pada Jumat, 21 November 2025, antara pukul 16.30 WIB dan 17.00 WIB.
Bencana longsor yang melanda Desa Pandanarum terjadi pada Minggu, 16 November 2025, diduga akibat curah hujan yang sangat tinggi dan berkepanjangan. Bencana ini telah menyebabkan setidaknya 48 rumah roboh atau hilang dan 195 rumah terdampak, dengan jumlah pengungsi mencapai 934 jiwa. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi sebelumnya telah meninjau lokasi pada Senin, 17 November 2025, memastikan penyiapan hunian sementara bagi warga terdampak.
Operasi pencarian pada hari kedelapan, Minggu, 23 November 2025, akan terus dioptimalkan dengan penambahan alat berat berkapasitas besar, seperti tiga unit PC 200, untuk mengatasi tumpukan material longsor yang tinggi. Komandan Satgas Penanganan Bencana Longsor Situkung, Letkol Czi Teguh Prasetyanto, menegaskan bahwa upaya maksimal akan terus dilakukan demi misi kemanusiaan ini. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan berbagai unsur lainnya mengerahkan sekitar 500 personel untuk menyisir tiga sektor pencarian, yaitu sektor A, B, dan C, dengan fokus pada titik-titik yang dicurigai berdasarkan informasi anjing pelacak K-9 dan keluarga korban.
Selain itu, kondisi cuaca yang relatif mendukung berkat operasi modifikasi cuaca (OMC) juga diharapkan dapat membantu kelancaran pencarian.