Notification

×

Iklan

Iklan

Ancaman Longsor Susulan di Cilacap Picu Keresahan Warga Cibeunying

2025-11-15 | 17:17 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-15T10:17:13Z
Ruang Iklan

Ancaman Longsor Susulan di Cilacap Picu Keresahan Warga Cibeunying

Warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, diliputi kekhawatiran mendalam menyusul potensi longsor susulan setelah terjadinya bencana tanah longsor besar pada Kamis malam, 13 November 2025. Bencana tersebut menimbun belasan rumah di Dusun Cibuyut dan Tarukahan (Cibonto) dan memicu munculnya rekahan tanah baru di wilayah atas dusun, yang berpotensi kembali meluncur ke permukiman warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga telah mengeluarkan peringatan resmi mengenai kemungkinan terjadinya longsor susulan.

Tokoh warga setempat, Kusnana, menyatakan bahwa laporan mengenai pergerakan tanah kembali dari daerah atas, atau Nagari, semakin meningkatkan kewaspadaan warga yang masih bertahan di sekitar lokasi. Kekhawatiran ini diperparah oleh hujan deras yang hampir setiap hari mengguyur kawasan tersebut, memperbesar risiko pergerakan tanah. Tekstur tanah yang labil membuat arah luncuran material sulit diprediksi, menambah kecemasan tidak hanya di dua dusun terdampak, tetapi juga warga di sekitar kawasan longsor. Ahli Geologi dari Unsoed Purwokerto, Yogi Adi Prasetya, bahkan menyebut longsor Cibeunying sebagai longsoran kompleks dengan potensi susulan.

Sebelum longsor utama terjadi, sejumlah warga di Dusun Cibuyut sisi timur sempat dievakuasi karena munculnya rekahan di wilayah atas, namun luncuran tanah justru bergerak ke arah barat dan selatan, meleset dari prediksi awal.

Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terus dilakukan di lokasi bencana. Hingga Sabtu, 15 November 2025, tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah korban, yaitu Muhammad Hafiz (6), Nurisnaini (30), dan Asmanto (70). Dengan penemuan ini, total korban meninggal dunia akibat bencana longsor Cibeunying menjadi enam orang. Sebelumnya, pada Jumat, 14 November 2025, tiga korban meninggal lainnya juga telah ditemukan, yakni Julia Lestari (20), Maya Dwi Safitri (15), dan Yuni (45). Sementara itu, 17 warga lainnya masih dalam pencarian. Sebanyak 23 orang berhasil diselamatkan dan tiga orang mengalami luka ringan.

Material longsor yang menimbun diperkirakan mencapai kedalaman 3 hingga 8 meter, menjadi tantangan besar bagi tim SAR gabungan. Untuk mempercepat proses pencarian, jumlah alat berat berupa ekskavator telah ditambah hingga mencapai 12 unit, serta dikerahkan anjing pelacak (K9). Area terdampak longsor diperkirakan seluas 6,5 hektare, dengan 8 rumah roboh, 1 rumah rusak sedang, dan 16 rumah lainnya terancam. Jalan perkampungan juga tertimbun material longsor.

Pemerintah Kabupaten Cilacap telah menetapkan status tanggap darurat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh komponen bangsa bergerak terpadu dalam penanganan darurat ini, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca akan dilaksanakan mulai Minggu, 16 November 2025, untuk mengurangi intensitas hujan di area bencana dan mendukung percepatan pencarian korban. Selain itu, kebutuhan dasar warga terdampak, seperti makanan, tenda, selimut, dan matras, telah dipenuhi, dan pemerintah daerah sedang menyiapkan lokasi relokasi untuk 28 rumah warga yang tidak bisa dihuni lagi. Warga diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi longsor susulan masih tinggi, terutama dengan prakiraan hujan ringan hingga sedang yang masih akan terjadi hingga Minggu, 16 November 2025.