:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413557/original/022938400_1763177687-anjing_pelacak.jpg)
Operasi pencarian korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus diintensifkan pada hari ketiga, Sabtu (15/11). Sembilan anjing pelacak dikerahkan untuk membantu tim SAR gabungan mencari 20 warga yang masih tertimbun material longsor.
Menurut Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah, sembilan anjing pelacak dari Kantor SAR Cilacap dan Polda Jawa Tengah diterjunkan untuk mempercepat proses pencarian, khususnya di titik-titik yang sulit dijangkau. Selain itu, sembilan alat berat juga dikerahkan dalam upaya evakuasi.
Bencana tanah longsor ini terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB, menimbun sejumlah rumah warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying. Hingga saat ini, total 46 atau 47 warga terdampak telah teridentifikasi. Dari jumlah tersebut, tiga orang dipastikan meninggal dunia, sementara 23 orang lainnya berhasil selamat. Salah satu korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan pada Jumat (14/11) adalah Yuni.
Tim SAR gabungan yang melibatkan personel dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, sukarelawan, dan masyarakat setempat, berupaya keras dalam pencarian. Operasi pencarian dibagi menjadi lima sektor kerja (worksite), yakni A-1 yang diperkirakan terdapat tiga orang dalam pencarian, A-2 dengan tujuh orang, A-3 dengan empat orang, B-1 dengan empat orang, dan B-2 dengan dua orang.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menyatakan bahwa sebanyak 512 personel SAR gabungan telah bekerja sejak Kamis (13/11). Pihak berwenang juga telah menyiapkan dapur umum dan pos kesehatan untuk memenuhi kebutuhan penyintas serta petugas di lapangan. Pencarian ini berlangsung nyaris tanpa jeda mengingat pentingnya masa "golden time" dalam upaya penyelamatan.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi telah menyampaikan duka mendalam atas musibah ini. Presiden Prabowo Subianto juga telah memberikan perhatian besar dan menginstruksikan BNPB untuk bergerak cepat membantu penanganan longsor di Majenang hingga masa tanggap darurat selesai. Kondisi tebing yang masih labil akibat curah hujan deras dan berdurasi panjang menjadi tantangan tersendiri bagi tim di lapangan, meningkatkan risiko longsor susulan. Sedikitnya 12 rumah warga dilaporkan rusak dan tertimbun material longsor.