:strip_icc()/kly-media-production/medias/2720807/original/075932000_1549288478-FOGGING-Muhamad_Ridlo.jpg)
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung mencatat sebanyak 382 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga November 2025, dengan 126 kelurahan di kota itu masuk dalam kategori zona endemis. Meskipun terjadi penurunan jumlah kasus bulanan sejak awal tahun, sebaran wilayah endemis masih tergolong luas.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, 78 dari total 126 kelurahan, atau sekitar 60 persen wilayah kota, dikategorikan endemis DBD. Sementara itu, 48 kelurahan lainnya bersifat sporadis. Kelurahan endemis adalah area yang setiap tahun selalu mencatat kasus DBD, sedangkan kategori sporadis hanya muncul pada waktu-waktu tertentu.
Distribusi kasus menunjukkan angka tertinggi pada awal tahun 2025, dengan 58 kasus pada Januari, diikuti 57 kasus pada Februari, dan 49 kasus pada Maret. Tren penurunan terus berlanjut hingga November, yang mencatat 5 kasus DBD. Wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah menjadi lokasi dengan kasus terbanyak, mencapai 49 kasus. Diikuti oleh Puskesmas Bakung dengan 34 kasus, dan Puskesmas Sumur Batu dengan 29 kasus.
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung menegaskan bahwa setiap temuan kasus akan ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri penularan di lingkungan sekitar. Upaya pencegahan dan pengendalian terus digencarkan, termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, serta langkah Plus seperti menaburkan larvasida dan memelihara ikan pemakan jentik). Meskipun fogging fokus dan massal juga dilakukan di titik-titik rawan, pihak Dinas Kesehatan menekankan bahwa fogging hanyalah bagian kecil dari upaya pencegahan. Peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memutus siklus perkembangbiakan nyamuk dinilai sebagai faktor paling penting dalam menekan kasus DBD, terutama saat memasuki musim penghujan. Hingga saat ini, tidak ada laporan kematian akibat DBD di Bandar Lampung sepanjang tahun 2025.